65 Tahun kemerdekaan kita, mungkin awal gerbangnya surga para koruptor, dapat bernafas lega dari jeruji besi, kembali melenggangkan kaki di gedung mewahnya.
"Berapa lama sih mereka di penjarakan?" "Ah seumuran jangung pun belum sampai di panen." "Memangnya berapa uang negara yang mereka tilap?" "Ah biasa cuma bermilayar-milyar.
"Bebas ya mereka?" "Iya...kan dapat remisi dari besannyai, dan teman-teman kurop juga bebas.
"Enak dunk jadi mereka, menilap uang negara bermilyar-milyar, tapi penjaranya ringan ya, semoga saja ya bangsa kita makin banyak kuroptornya, sekalian aja, tanggung, toh dari lini yang paling atas sampai kebawah juga orang Indonesia memang kurop, ya biar negara kita makin sesak dengan kuroptor, biar sekalian di patenin sama badan dunia, kalau negara kita memang koruptor semua."
Gambaran Negeriku Tercinta
Monday, 23 August 2010
Monday, 16 August 2010
Merenungan Kemerdekaan
Hilangnya akar budaya dan pemahaman serta harga diri bangsa di injak-injak bangsa lain yang selama ini sering kita ketahui, kita merasakan, tapi seolah kita tak bergeming, sebagai rakyat kita membara emosi kemarahan meledak, tapi kita hanya sebagai rakyat yang maju ,ditendang, diam nelangsa.
Entah maunya pemerintah apa? Bukanya mereka yang harus melayani rakyatnya, maunya bagaimana, jika pada koridor itu benar, tapi sekarang malah terbalik pemerintah yang minta dilayani oleh rakyat.
Entah maunya pemerintah apa? Bukanya mereka yang harus melayani rakyatnya, maunya bagaimana, jika pada koridor itu benar, tapi sekarang malah terbalik pemerintah yang minta dilayani oleh rakyat.
Kami Butuh Teladan
itulah mungkin yang pantas di garis besari untuk kemerdekaan kita di negeri ini. Karena sudah susahnya kita melihat pemimpin kita yang bisa untuk kita jadikan teladang.
Kondisi bangsa yang carut-marut, banyaknya kecurangan dalam kepemimpinan dan keserakahan para legislatif, yang hanya mengupayakan kemewahan dan pasilitas pribadi dna golongan, dna tindak tanduk moral yang sulit untuk kita contoh.
Ketidak tegasan dan ketidak jujuran serta keadilan yang hanya bisa di beli dengan uang.
Merupakan contoh mempimpin kita yang masa kini bobrok dalam memimpin rakyatnya.
Kondisi bangsa yang carut-marut, banyaknya kecurangan dalam kepemimpinan dan keserakahan para legislatif, yang hanya mengupayakan kemewahan dan pasilitas pribadi dna golongan, dna tindak tanduk moral yang sulit untuk kita contoh.
Ketidak tegasan dan ketidak jujuran serta keadilan yang hanya bisa di beli dengan uang.
Merupakan contoh mempimpin kita yang masa kini bobrok dalam memimpin rakyatnya.
Puisi Anak Bangsa
Merdeka atau Mati
Dari sabang sampai merauke
Luas Bentangan Indonesiaku
Kobar semangat juangmu
Kibar benderamu
Di pelataran negeri
Cinta dan cita bangsa
Mengurat di hati anak-anak negeri
Tak secuilpun kami rela melepasmu
Dari perompak bangsa jahil
Dari sabang sampai merauke
Luas Bentangan Indonesiaku
Kobar semangat juangmu
Kibar benderamu
Di pelataran negeri
Cinta dan cita bangsa
Mengurat di hati anak-anak negeri
Tak secuilpun kami rela melepasmu
Dari perompak bangsa jahil
Malaysia Kembali Berulah
Negara kita sekali lagi tercoreng, oleh negara tetangga kita, hari kemerdekaan yang ke 65 ini, kita di hadiahi oleh negara Malaysia dengan ditangkapnya tiga petugas kapal Patroli Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Sudahkah Kita Benar Merdeka?
17 Agustus iya, hari kebangsaan negara Republik Indonesia yang kita cintai, dengan bambu runcing dan tetesan darah dari beribu-ribu nyawa melayang demi tegaknya kedaulatan dan kemerdekaan Negara Indonesia. Kita memang telah merdeka dari penjajahan yang terdahulu, tapi sebenarnya kita kini di jajah lagi, bukan fisik kita yang di jajah tapi mental bangsa kita yang kerdil dari para pemimpin yang pecundang. Kedaulatan negara Indonesia tercabik-cabik, diremehkan, oleh negara tetangga kita sendiri.
Subscribe to:
Posts (Atom)